Demo Jaman Baheula
Filed Under :
Cerita Jaman Baheula
by Cerita Kita Angkatan '65
Rabu, 28 Maret 2012
Menyimak berita-berita hari-hari terakhir ini, baik melalui media elektronik maupun media cetak yang sedang ramai dibicarakan atau menjadi topik pembicaraan adalah Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM yang direncanakan akan dinaikkan pada tanggal 1 April 2012 yang akan datang. Melalui media-media tersebut, kita bisa melihat betapa "ramai" nya Demo-Demo yang terjadi hampir di seluruh kota besar di Indonesia. Baik yang dilakukan para demonstran nya maupun sikap represif yang diperlihatkan oleh pihak keamanan.
Atas dasar prolog diatas, aku jadi teringat ketika jaman Demo sekian puluh tahun yang lalu disaat masih menjadi siswa SMP Negeri 6 Bandung. Barangkali kebetulan atau memang kami harus terlibat dalam sejarah saat itu, bahwa kami bisa ikutan demonstrasi menuntut TRITURA di tahun 1966. Di tahun tersebut banyak sekali Kesatuan-Kesatuan Aksi yang terbentuk sesuai dengan status masing-masing saat itu. Ada Kesatuan Aksi Mahasiwa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda & Pelajar Indonesia (KAPPI) dan lain lain, yang semuanya bersatu dan mempunyai tujuan yang sama yaitu pelaksanaan TRITURA secepatnya.
Yang membedakan Demo sekarang dan dulu, antara lain bahwa benturan antara demonstran dengan petugas keamanan nyaris hanya terjadi di Jakarta. Yang sangat fenomenal adalah ketika salah satu mahasiswa UI yang tergabung dalam KAMI meninggal dunia, tertembak Pasukan Cakrabirawa (PASPAMPRES sekarang) saat melakukan demonstrasi di dekat Istana Presiden. Almarhum bernama Arif Rachman Hakim yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan AMPERA, bahkan nama almarhum juga dijadikan nama Batalyon dalam KAMI (kalau tidak salah).
Kalau demonstrasi di Bandung yang aku ingat, seringnya diadakan "Apel-Siaga" yang dilakukan di Alun-Alun Bandung. Disini, para tokoh dari masing-masing Kesatuan Aksi bergantian memberikan Orasi yang berkaitan dengan TRITURA sambil sekali-sekali meneriakkan yel-yel serta menyanyikan lagu-lagu yang di plesetkan untuk "menyerang" orang saat itu.. Aku sendiri beberapa kali ikutan acara Apel ini karena memang diharuskan ikutan, yang kalau diingat memang lucu, masih anak-anak dan masih pakai celana pendek ikutan demontrasi di tengah-tengah orang-orang dewasa yang sudah pada pakai celana panjang.
Selain ikutan Apel aku juga pernah ikutan "Long-March" yang dimulai dari Alun-Alun Bandung, masuk ke Jalan Asia Afrika, kemudian masuk ke Jalan Raya Timur (jalan Ahmad Yani sekarang), lalu belok ke Jalan Riau (jalan RE Martadinata sekarang), kemudian terakhir masuk ke jalan Merdeka dan bubar di lapangan di depan Kantor Walikota Bandung, lumayan jauhnya untuk berjalan kaki saat itu.
Demonstrasi-demonstrasi tersebut berakhir setelah tuntutan-tuntutan dalam TRITURA dilaksanakan dengan di bubarkannya PKI, kemudian diadakan reshufle Kabinet setelah keluarnya Surat Perintah 11 Maret atau lebih dikenal dengan sebutan Super Semar.
0 komentar:
Posting Komentar